Renungan Harian: Selasa, 19 Februari 2013
Yes 55:10-11; Mat 6:7-15
Berusaha Berdoa dalam Rahmat Tuhan
Berdoa lebih banyak dan lebih tekun adalah topik sentral yang perlu dalam menjalani masa Prapaska. Bacaan Injil pada pembukaan Masa Prapaska, Hari Rabu Abu, menekankan tiga hal dasar dalam masa Prapaska yakni: memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Ikut dengan bacaan itu, kedua bacaan hari ini berbicara mengenai doa. Ada dua yang diberi perhatian berdasarkan dua bacaan kudus yang disampaikan pada hari ini, yakni berdoa dengan upaya atau usaha dari pihak manusia dan kedua berdoa bersama Allah, atau lebih tepat membiarkan Allah berkarya/berdoa dalam diri manusia dalam doa itu. Doa adalah karya Allah, pemberian Allah, hadiah Allah sekaligus usaha dari pihak manusia untuk melaksanakan doa tersebut.
Berdoa dengan usaha atau upaya yang lebih dari pihak manusia itu dikemukakan dalam bacaan Injil. Yesus bersabda, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Kedua, dalam Injil ini juga, Yesus mengajak mendoakan doa Bapa kami. "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Mendoakan Doa Bapa Kami itu, menunjukkan aktivitas dari manusia atau usaha manusiawi.
Hal kedua yang ditekankan dalam hal berdoa ialah menyadari bahwa doa itu adalah rahmat atau karya Tuhan dalam diri pendoa. Bacaan pertama mengatakan Firman Tuhan akan bekerja dalam diri orang yang percaya, tidak begitu saja akan sia-sia. Membiarkan Allah berfirman, menyampaikan Sabda kehidupan adalah doa yang benar. Pendoa membaca Kitab Suci, merenungkan Kitab Suci, lalu membiarkan Sabda itu terletak, bersemi dan tumbuh dalam hati adalah doa yang sesungguhnya (HS).
Pelita Hati: Sabda kehidupan adalah doa yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar