Renungan harian: Rabu, 13 Februari 2013 Rabu Abu
Yl : 2: 12-18; 2Kor : 5 : 20-6:2; Mat : 6 : 1 -6
Pertobatan
Pada hari ini umat kristiani memulai suatu perjalanan rohani menuju prapaska Paska. Perjalanan ini sering disebut sejenis RETRET AGUNG. Kepada kita ditawari tujuan utama: yang pertama: penyegaran dan kesadaran atas rahmat Pembaptisan; ciri kedua pertobatan berkaitan dengan jiwa dan raga kita melalui Sabda ilahi yang menjadi santapan harian puasa dengan pantang yang melatih kepedulian kita terhadap kaum papa melalui APP (aksi puasa pembangunan).
Sejak awal perjalanan rohani ini, Gereja, melalui rasul Paulus, mengarahkan kita pada sikap utama: rela menerima rahmat, "inilah kesempatan" yang paling baik agar jangan sia-sia keselamatan. Dalam Injil Yesus membina sikap yang benar untuk berbakti kepada Bapa surgawi: persatuan dengan-Nya yang sebenarnya merupakan sikap dari Yesus sendiri: melaksanakan kehendak Bapa dan hidup dalam persatuan-Nya. Penginjil Matius dengan menunjukkan ketiga perbuatan keagamaan sekaligus mengajak untuk menghindari godaan atau sebuah sikap yang timbul dari perbuatan tersebut, yaitu keinginan untuk dihormati, dipuji, dibalas. Balasan atas kebaikan kita terletak di tangan Bapa saja; pembalasan cinta adalah cinta.
Sikap kita selama Masa Prapaskan ini adalah menghayati iman, cinta dan kesaksian-Nya dengan memandang Bapa surgawi. Memandang Bapa dapat dilakukan dengan melakukan perbuatan yang baik. Perbuatan itu dapat dimulai dari hal kecil misalnya dalam doa, dalam matiraga, dan dalam cinta persaudaraan. Bagaimana cara berdoa Yesus? Bagaimana kita harus berdoa? Kehidupan Yesus adalah kehidupan dalam doa. Hendaknya kita berdoa dengan penuh kepercayaan, tekun, sederhana, pagi, siang- sore malam, berdoa bersama dengan Gereja, dan lebih-lebih dalam Perayaan Ekaristi dan memelihara beberapa devosi: adorasi, jalan salib, rosario dll (SS).
Pelita Hati: Tuhan ingin agar apa yang kita perbuat sesuai dengan kehenda-Nya karena Dialah Kebaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar