Renungan Harian: Minggu, 04 Agustus 2013
Pkh 1:2; 2:21-23; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21 – MB XVII
Menjadi Kaya di Hadapan Allah
Di balik hiruk-pikuknya tawaran dan pilihan serta kesibukan untuk memenuhi harapan-harapan manusiawi, entah itu harapan pribadi maupun harapan karena ikut arus, sering terdapat hati yang kesepian, suatu perasaan kosong. Rasanya segala sesuatu terjadi begitu saja tanpa sempat dihayati. Hati yang kosong sangat ironis memang di balik kesibukan usaha pemenuhan kepuasan diri.
Keadaan kosong itu berasal dari kerinduan akan kasih Allah. Sering kita merasa hampa, jenuh, dan bosan. Semua itu terjadi karena kita sering terputus dari sumber kehidupan yang sesungguhnya yakni Allah. Seruan Yesus dalam Injil hari ini terhadap Yerusalem, merupakan kritik dan sekaligus keprihatinan-Nya melihat penduduk Yerusalem yang begitu sibuk akan harta duniawi hingga mereka tak sanggup mengenal dan merima Yesus sebagai Mesias.
Seruan Yesus dalam Injil hari ini hendak menekankan bahwa kesederhanaan hidup harus mengalir dari kedalaman hati yang penuh kasih. Tampilan orang kaya namun kurang beriman merupakan gambaran manusia yang dirasuki oleh sikap egois berlebihan dan akhirnya mengalami kekosongan hidup. Secara positif kita rumuskan bahwa Injil hari ini hendak mengajak kita bagaimana menjadi kaya di hadapan Allah sekaligus juga berani hidup dan berjuang mencari hidup di dunia (MES).
Pelita Hati : Manusia bukanlah sekadar seonggok kelemahan dan kegagalan. Dia adalah inti sari cinta Allah Bapa dan mempunyai kapasitas untuk menjadi gambar diri Allah sendiri.