Kamis, 31 Mei 2012

Renungan Harian: Minggu 3 Juni 2012

Renungan Harian: Minggu 3 Juni 2012

Mat 28:16-20

Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia, mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman."

 

TANDA SALIB

Pesta Tritunggal Mahakudus merayakan sebuah kebenaran yang diajarkan kepada kita di dalam Gereja dan di dalam Kitab Suci. Tritunggal Mahakudus adalah sebuah realitas sekaligus misteri iman kita yang bukan untuk dianalisis tetapi dihidupi. Devosi terhadap Tritunggal Mahakudus ini ditampakkan dalam tanda salib, ketika kita berkata, "Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus." Tanda salib membedakan kita dari orang lain. Dengan membuat tanda salib di dalam Gereja, kita menyatakan bahwa kita seorang pengikut Tritunggal Mahakudus. Jika kita melakukannya di depan umum, kita menyatakan kepada dunia bahwa kita mempercayai Tritunggal Mahakudus, seperti lazim dilakukan para olahragawan.

Ketika membuat tanda salib, kita menyatakan bahwa kita adalah anggota keluarga Allah dan bahwa Allah yang kita sembah adalah Bapa kita. Ketika membuat tanda salib, kita juga menyatakan bahwa kita adalah Tubuh Kristus, pribadi kedua dalam Tritunggal Mahakudus. Yang artinya segala sesuatu yang kita kerjakan berdampak pada orang lain. Entah baik atau buruk, tindakan kita bisa jadi menghibur atau menyakiti orang lain.

Kita juga membuat tanda salib pada tubuh kita karena tubuh kita adalah Bait Roh Kudus. Tubuh kita dikuduskan karena tubuh kita membawa tanda Tritunggal Mahakudus, dan Tritunggal Mahakudus berdiam di dalam tubuh kita. Itulah sebabnya tubuh kita tidak boleh disia-siakan. Mari membuat tanda salib dari hati. Semoga kita tidak bosan dalam membuat tanda salib, karena kita adalah milik Tritunggal Mahakudus (DES).

 

Pelita Hati: Tanda salib merupakan identitas kita yang membedakan kita dari orang lain

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Sabtu 2 Juni 2012

Renungan Harian: Sabtu 2 Juni 2012

Mrk 11:27-33

Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Yesus menjawab mereka,"Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!" Mereka memperbincangkannya seraya berkata, "Jikalau kita katakan 'Dari Allah," Ia akan berkata, 'Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepada-Nya?' Tetapi masakan kita katakan,'Dari manusia.' Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus,"Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka, "Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

 

SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA

Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menanam. Ada waktu untuk menuai. Demikian halnya bagi Yesus, ada masa Ia mengizinkan orang-orang Farisi untuk mengkritik Dia, untuk mengolok-olok Dia, untuk mentertawakan-Nya. Yesus tetap membiarkan imam-imam kepala dan orang Farisi bertanya pada-Nya, walaupun Yesus sadar betul bahwa mereka tidak bermaksud untuk mencari tahu tentang Dia dengan pertanyaan mereka, melainkan untuk menyerang-Nya.

Namun, ada juga saatnya memaksa orang duduk pada tempatnya, dengan mendiamkan mulut jahat mereka. Ada pula saatnya menyerang balik. Pada saatnya semuanya harus ditempatkan pada posisi yang tepat. Hal itulah yang terjadi pada Yesus. Kepada para penyerang-Nya Yesus berkata, "Cukup, jangan lanjutkan!" Yesus membalas pertanyaan yang diajukan pada-Nya dengan balik bertanya. Yesus tidak menjawab pertanyaan; bagi Yesus tidak perlu menjawab pertanyaan.

Kiranya kita belajar dari kebijakan Yesus ini. Ada waktu untuk mengkritik. Ada waktu untuk berperang. Tetapi ada juga saat untuk berdamai. Ada waktu untuk berbicara, tetapi ada juga waktu untuk bertindak. Ada waktu untuk menganalisis, tetapi ada juga waktunya untuk membuat keputusan. Semoga Tuhan memberkati kita dengan kebijaksanaan, sehingga kita dapat tahu waktu yang tepat untuk melakukan berbagai hal (DES).

 

Pelita Hati: Segala sesuatu ada waktunya maka gunakanlah waktu itu untuk kebaikan

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Jumat 1 Juni 2012

Renungan Harian: Jumat 1 Juni 2012

Mrk 11:11-26

Pada waktu Yesus tiba di Yerusalem, Ia masuk ke bait Allah, dan meninjau semuanya. Tetapi karena hari sudah hampir malam, ia keluar ke Betania bersama kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya, sesudah mereka itu meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka Yesus berkata kepada pohon itu, "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Ucapan itu terdengar pula oleh para murid. Maka Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerusalem.

Sesudah masuk ke bait Allah, mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak mengizinkan orang membawa barang-barang melintasi halaman bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kalian ini telah...

 

DOA DAN PENGAMPUNAN

Pernahkah kamu melihat burger? Sebuah burger terdiri dari dua potong roti yang di tengah-tengahnya diselipkan sesuatu, entah daging, tomat atau sayur. Burger ini dapat dipakai sebagai analogi untuk menjelaskan tentang hidup rohani. Apa yang diselipkan di antara dua potong roti dapat disebut sebagai "perkembangan hidup rohani". Lalu, kedua potong roti disebut apa? Kedua bacaan hari ini memberi jawaban atas pertanyaan tersebut.

Dalam bacaan pertama disampaikan bahwa tidak ada hidup rohani maupun perkembangannya tanpa doa. Sementara di dalam Injil Tuhan mengatakan bahwa tidak ada doa tanpa pengampunan. Hidup rohani kita berpijak atas kedua hal tersebut. Hal pertama adalah doa, dan yang kedua pengampunan. Di dalam bacaan pertama, surat pertama Rasul Petrus, disampaikan bahwa jika kita ingin mengampuni, maka kita harus berdoa. Sebab bila kita bukan seorang pendoa, maka kita tidak akan sanggup mengampuni. Pengampunan merupakan sebuah tindakan spiritual. Pengampunan adalah rahmat dari Tuhan. Jika kita bukan seorang pendoa, maka kita tidak akan mampu menemukan rahmat Tuhan di dalam hati kita untuk mengampuni seseorang yang menyakiti kita.

Sementara itu Injil berbicara dari sudut yang berbeda. Katanya, jika kita ingin berdoa, maka pertama-tama kita harus mengampuni. Sebab jika kita tidak mengampuni, maka kita tidak akan mampu berdoa dengan benar. Jika kita menolak untuk mengampuni, maka ketika berdoa, kita hanya berkata-kata, tetapi tanpa makna. Karena kata-kata yang kita sampaikan tidak mendarat lewat pengampunan (DES).

 

Pelita Hati: Berdoa dan mengampuni adalah dua hal yang tidak terpisahkan

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Rabu, 30 Mei 2012

Renungan Harian: Kamis, 31 Mei 2012

Renungan Harian: Kamis, 31 Mei 2012
Luk 1:39-56
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana." Lalu kata Maria, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan...

TIPE ORANG
Pengelompokan orang dapat menolong kita memahami tipe mereka. Orang dapat dikelompokkan dari cara mereka memasuki sebuah ruangan. Kelompok pertama, ketika mereka memasuki sebuah ruangan, mereka berkata, "Saya di sini." Ini adalah tipe orang yang suka menarik perhatian bagi dirinya. Mereka suka menjadi pusat perhatian. Kelompok kedua adalah ketika memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan orang, ia bersikap seakan-akan tidak ada orang lain di sana. Ia tidak menyapa orang lain. Ia mengambil tempat duduk dan melakukan apa yang ia suka tanpa perduli akan keberadaan orang lain. Tipe ketiga adalah ketika memasuki ruangan, orang tersebut berkata, "Ah, kamu di sini rupanya. Saya senang melihatmu di ruangan ini. Saya senang bertemu denganmu di sini. Saya senang kamu berada lebih dahulu di sini."
Maria termasuk tipe ketiga. Ia membawa Tuhan di dalam kandungannya. Jika kita perhatikan, saat Maria dan Elisabet bertemu, siapa yang pertama-tama menyapa? MARIA! Walau dia adalah ibu Tuhan, sekalipun Malaikat menampakkan diri padanya, Marialah yang pertama sekali menyapa, dan Elisabet berkata, "Di saat aku mendengar salammu, melonjaklah anak yang di dalam kandunganku." Itulah Maria! Ia rendah hati, sederhana, dan penuh perhatian kepada orang lain.
Mari kita berdoa kepada Tuhan supaya kita dimampukan untuk melihat Tuhan dalam diri orang lain. Ketika memasuki sebuah ruangan, ketika memasuki Gereja, kita tidak lupa bahwa Tuhan hadir di sana. Ketika memasuki sebuah ruangan atau sebuah Gereja, kita tidak lupa bahwa Tuhan hadir di dalam diri orang lain. Mudah-mudahan kita adalah tipe ketiga. Mari kita saling menyapa seakan-akan Tuhan telah mengunjungi kita, seperti Elisabet (DES).

Pelita Hati: Mudah-mudahan kita adalah tipe ketiga, ketika kita memasuki gereja, kita tidak lupa bahwa Tuhan hadir di sana.

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.


Pax et Bonum

Jumat, 25 Mei 2012

Renungan Harian: Rabu, 30 Mei 2012

Renungan Harian: Rabu, 30 Mei 2012

Mrk 10:32-45

Sekali peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Yesus berjalan di depan. Para murid merasa cemas, dan orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang pun merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya. Yesus berkata,"Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus. Mereka berkata, "Guru, kami harap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami." Jawab Yesus,"Apakah yang kalian ingin Kuperbuat bagimu?" Mereka menjawab, "Perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang di sebelah kanan, dan seorang di sebelah kiri-Mu."

Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Kalian tidak tahu apa yang kalian minta. Sanggupkah kalian meminum piala yang harus Kuminum? Dan dibaptis dengan pembaptisan yang harus Kuterima?" ....

TINDAKAN YESUS

Seorang guru agama Katolik menerangkan kepada murid-muridnya mengapa Yesus wafat di salib. Dia mengatakan bahwa Yesus wafat di salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Dia menumpahkan darah-Nya bagi Bapa di surga sebagai silih atas dosa-dosa manusia. Seorang siswa segera mengacungkan tangan dan berkata, "Bapa yang sangat bodoh!" Bukan hanya anak-anak yang memberikan reaksi seperti itu ketika mendengar jenis teologi seperti itu. Bagaimana mungkin Allah meminta darah sebagai ganti atas dosa-dosa? Tetapi, begitulah cerita Kitab Suci.

Dalam Injil Markus, Yesus mengatakan bahwa Ia akan "menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan atas banyak orang." Kesulitannya bukanlah pada konsep korban. Kesulitannya terletak pada paham tentang Allah yang menuntut supaya tebusan diberikan. Sementara Injil Lukas menceritakan bahwa kematian Yesus tidak berkaitan dengan tebusan yang dituntut oleh Allah. Di dalam Injil ini dikisahkan seorang penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus mengatakan kepada penjahat yang lain mengapa Yesus mati: "Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Penjahat itu benar.

Yesus rela menyerahkan hidupnya untuk membuktikan kepada kita bahwa kabar gembira yang Ia bawa lebih daripada sekadar kemungkinan (possibility). Tindakan Yesus merupakan satu-satunya jawaban terhadap masalah-masalah kita yang disebabkan oleh kejahatan dan dosa (DES).

 

Pelita Hati: Yesus rela menyerahkan hidupnya untuk membuktikan kepada kita bahwa kabar gembira yang Ia bawa lebih daripada sekadar kemungkinan.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Selasa, 29 Mei 2012

Renungan Harian: Selasa, 29 Mei 2012

Mrk 10:28-31

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau." Maka  Yesus menjawab, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu  akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

 

KERAJAAN ALLAH

Suatu hari Andi berada di ruang tunggu bandara menunggu penerbangan ke Jakarta. Tiba-tiba telepon genggam milik pria di sampingnya berbunyi. Orang-orang yang duduk berdekatan menoleh padanya. Lewat telepon genggamnya pria itu berbicara tentang bisnis. Ia bertanya: "Berapa uang yang harus saya keluarkan? Berapa banyak saya dapat?" Pertanyaan itu lazim dalam hidup kita sehari-hari.

Pertanyaan yang sama disampaikan oleh Petrus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu, apa yang akan kami peroleh?" Jawaban Yesus adalah "setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat." Jawaban Yesus itu menunjuk pada Kerajaan Allah yang Ia wartakan, kerajaan keadilan dan kedamaian di mana kita semua akan menjadi saudara dan saudari.

Jawaban Yesus itu bukan mimpi yang tidak mungkin diraih. Kenyataannya mimpi itu terus-menerus menjadi nyata di sekitar kita setiap hari. Mari kita ambil satu contoh. Pada tanggal 3 Juli 2011 yang lalu dirayakan pesta iman atas 75 tahun hadirnya Gereja Katolik di Samosir. Pastor Sybrandus, seorang Kapusin dari Belanda, pada bulan Mei 1935, pertama sekali datang ke stasi Sipinggan Harian. Selanjutnya  Pastor Diego van de Biggelaar, Pastor Benyamin Dijkstra, Pastor Beatus Jenniskens, dan lain-lain datang untuk berkarya di Pulau Samosir. Setelah 75 tahun, umat Katolik di Pulau Samosir sudah mencapai 51.792 orang. Para misionaris ini tentu punya kesulitan pribadi, serta tantangan dalam karya pastoral mereka. Tetapi hidup memang begitu, untuk melahirkan kehidupan baru (habitus baru) di mana pun kita berada, penderitaan akan selalu menyertai. Akan tetapi, penderitaan akan berakhir dengan kebahagiaan (DES).

 

Pelita Hati: Setiap pekerjaan tidak lepas dari kesulitan dan tantangan

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Senin, 28 Mei 2012

Renungan Harian: Senin, 28 Mei 2012

Mrk 10:17-27

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Yesus berkata  kepadanya,"Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Kata orang itu kepada Yesus, "Guru, semuanya itu kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya,"Hanya satu lagi kekuranganmu:

Pergilah, juallah apa yang kau miliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah kemari, dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya.

Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang...

 

KOMITMEN

Kita tentu akan kesulitan menjawab bila pertanyaan demikian ditujukan pada kita: Manakah yang kamu pilih pergi ke Gereja pada hari Minggu atau berbisnis? Atau  manakah yang paling utama; hal rohani atau jasmani? Barangkali ini bisa mewakili semua kenyataan yang santer terjadi pada hari ini di mana manusia asyik bergumul dan mencari harta. Bahkan kerap kita baca, lihat, dan dengarkan bagaimana manusia kadang lebih mementingkan materi itu daripada sesama dan keluarga.

Apa yang Injil utarakan pada hari ini sungguh nyata terjadi di kalangan kita. Banyak orang kurang menjadi sempurna karena keterikatan mereka akan materi itu. Orang kaya dalam Injil batal dan gagal menjadi pengikut Yesus karena tidak mampu meninggalkan semuanya dan menjadi miskin seperti Dia.

Yesus bukan menghendaki kita hidup miskin dan melarat, tetapi hendaknya kita bermurah hati dan peduli akan sesama, terutama mereka yang miskin, hina, dan papa. Lebih dari itu, Ia meminta kepada kita supaya materi ini jangan sampai memadamkan "roh" kasih dalam diri kita untuk memupuk semangat persaudaraan. Semoga (YIS). 

 

Pelita Hati: Yesus tidak menghendaki kita hidup miskin dan melarat, tetapi hendaknya kita bermurah hati dan peduli akan sesama.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Minggu, 27 Mei 2012

Renungan Harian: Minggu, 27 Mei 2012
Yoh 20:19-23
Setelah Yesus disalibkan, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus lagi,"Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
BAHASA CINTA KASIH
Pada hari ini kita merayakan Hari Raya Pentekosta. Ini adalah salah satu hari sukacita karena Yesus menggenapi janji-Nya lewat curahan Roh Kudus pada hari ini. Sepuluh hari setelah Yesus naik ke surga, kita menanti-nantikan Roh Kudus itu. Ialah yang akan mengarahkan, membimbing, dan menguatkan kita dalam setiap sisi hidup dan janji itu digenapi pada hari ini.
Kita bisa membayangkan sukacita penuh yang dialami oleh para murid sebagaimana dikisahkan dalam bacaan pertama. Mereka bersatu dalam iman, kasih, dan peristiwa agung dan kesatuan itu semakin akrab saat mereka bisa berbicara dan mengerti bahasa mereka masing-masing.
Sementara dalam Injil dikisahkan kegembiraan para murid atas kunjungan Yesus. Dengan sapaan khas Yesus mengatakan, "Salam sejahtera bagimu sambil menganugerahkan (meniupkan) Roh Kudus." Muatan terdalam dari kisah ini ialah penugasan dan perintah bagi mereka untuk pergi ke seluruh dunia dan mewartakan Injil. Serentak dengan itu, Yesus memberi kuasa kepada mereka untuk mengampuni dosa orang.
Apa yang bisa kita petik dari peristiwa Pentekosta? Jawabannya ialah Kasih. Kasih akan Allah dan kasih akan sesama. Maka judul di atas, Bahasa Cinta Kasih hendaknya menjadi cara hidup kita sehari-hari. Inilah bahasa yang mempersatukan kita; lemah lembut, sopan, pengertian, saling memahami, tidak menaruh curiga, berpikiran positif dst. Lewat cara inilah kita dipanggil mewartakan kabar gembira. Kita mohon bantuan Roh Kudus, agar kita mampu mewujudkan dan menghayati bahasa cinta kasih itu dalam hidup harian kita (YIS).

Pelita Hati: Cinta kasih hendaknya menjadi cara hidup kita sehari-hari.

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.


Pax et Bonum

Renungan Harian: Sabtu, 26 Mei 2012

Renungan Harian: Sabtu, 26 Mei 2012
Yoh 21:20-25
Setelah Yesus yang bangkit berkata kepada Petrus,"Ikutlah Aku," Petrus berpaling dan melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus; dia inilah yang berkata, "Tuhan siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus, "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus, "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku."
Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan, "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu." Dialah murid yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, dan yang telah menuliskannya; dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.

KOMITMEN MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA
Injil hari ini agak asing dalam telinga kita karena barangkali jarang kita dengar. Injil Yohanes bab 21 adalah bab penutup dari Injil itu sendiri. Hal itu seperti mau menegaskan suatu kata terakhir tentang kisah kasih hidup Yesus. Masih banyak hal lain yang dilakukan oleh Yesus. Andai kata semuanya itu ditulis satu per satu, tentu tidak cukup tempat di seluruh bumi untuk memuat semua buku yang akan ditulis itu.
Namun, sebelum ayat penutup ini, Yesus menandaskan dua statemen inti yakni, Ikutlah Aku dan memberi kesaksian. Inilah harapan, permintaan, dan perintah Yesus kepada para pengikut-Nya, "pergi dan wartakanlah kabar gembira."
Sekarang dan di sini, perintah yang sama ada di hadapan kita. Baptisan dan status sebagai orang Kristen, menjadikan kita sebagai pengikut Yesus. Apakah anda bergembira, stres atau bahkan menyesal? Semoga tidak.
Maka mari kita komit dengan status kita sebagai pengikut Yesus dan mewartakan kabar gembira lewat cara hidup dan kesaksian kita. Kita bisa mewujudkannya lewat hidup dan menghayati peran yang kita sandang saat ini, seperti menjadi suami yang baik, istri yang bertanggung jawab, dan anak yang hormat kepada orangtua (YIS).

Pelita Hati: Pergi dan wartakanlah kabar gembira.

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.


Pax et Bonum

Renungan Harian: Jumat, 25 Mei 2012

Renungan Harian: Jumat, 25 Mei 2012
Yoh 21:15-19
Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.
Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, "Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa Aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya,"Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya. " Benar, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya,"Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, "Simon, anak Yohanes apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedihlah hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu! Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya,"Gembalakanlah domba-domba-Ku! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika masih muda engkau sendiri mengikat pinggangmu dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki. Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan....
KASIH LEWAT PERBUATAN
Seorang ayah bertanya kepada anaknya,"Nak, apakah kamu mengasihi ayah?" Anaknya diam saja. Ayahnya bertanya lagi, "Nak, apakah kamu masih mengasihi ayah? Anaknya tetap diam. Ketiga kalinya ayahnya bertanya dengan suara yang lebih kuat, "Nak, apakah kamu masih mengasihi ayah? Anaknya menoleh dan dengan menangis ia mengatakan, "Setiap pagi aku menyediakan sarapan dan kopi untuk ayah sepeninggal ibu. Saya juga selalu mencuci dan menyetrika pakaian ayah. Saya pikir, ayah tahu dari apa yang telah saya lakukan."
Dalam Injil Yesus tiga kali bertanya kepada Petrus, apakah ia benar dan sungguh mengasihi-Nya. Setiap kali Petrus mengatakan Ya, aku mengasihi-Mu. Yesus menandaskan, "Peliharalah domba-domba-Ku." Inti dari dialog yang indah tentang kasih ini ialah, Petrus harus menunjukkan komitmennya sebagai murid. Ia harus menunjukkan kesetiaannya dalam tugas perutusannya mewartakan kabar gembira dengan konsekuen. Inilah bentuk dan bukti bahwa Ia benar mengasihi Sang Guru.
Apakah kita mengasihi Yesus? Kalau ya, pertanyaan lebih mendalam, bukti apa yang kita berikan dan tunjukkan dari kasih itu? Jawabannya ialah cukup sederhana, yakni mengasihi sesama dan membantu orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Yesus mengatakan, "Hendaklah kalian saling mengasihi sebagaimana Aku telah mengasihi kalian. Tunjukkanlah kasih itu dengan perbuatan konkret, sederhana, namun bermakna bagi yang membutuhkan (YIS).

Pelita Hati: Hendaklah kalian saling mengasihi sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.


Pax et Bonum

Minggu, 20 Mei 2012

Renungan Harian: Kamis, 24 Mei 2012

Renungan Harian: Kamis, 24 Mei 2012

Yoh 17:20-26

Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, "Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang...

 

KASIH DAN KESATUAN

Tekanan Injil pada hari ini ialah kasih dan kesatuan. Inilah yang nyata dalam doa Yesus sebagaimana kita dengarkan pada hari ini. "Supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita (Yesus dengan Bapa)  juga satu, Aku dengan mereka dan Aku dengan Bapa.  Supaya mereka benar-benar satu. Maka dunia akan tahu bahwa Bapalah yang mengutus Aku, dan bahwa Bapa mengasihi mereka seperti Bapa mengasihi Aku." Betapa penting kesatuan dan kasih. Inilah salah satu kebutuhan dasar hidup kita sebagai manusia terlebih umat Kristen. Karena itulah, Yesus berdoa untuk hal ini bagi para murid dan juga bagi kita supaya kita hidup dalam kasih dan bersatu dengan Dia, dan juga bersatu dengan sesama.

Kalau kita meneropong kenyataan hidup di pelosok dunia ini, di negara kita, lingkungan, dan mungkin dalam keluarga kita sendiri, barangkali kita agak "miris" karena rasa kesatuan dan kasih itu semakin menjauh dari hidup manusia. Rasa curiga satu sama lain, kerap mewarnai perjalanan sejarah dunia akhir-akhir ini. Kalau ini dibiarkan, tidak mustahil bahwa dunia dan manusia yang hidup di dalamnya semakin terasing satu sama lain. Kecemasan terbesar kita ialah, bahwa orang lain bukan lagi dianggap sebagai saudara tetapi saingan yang harus "dilenyapkan"

Siapakah yang harus bertanggung jawab akan hal ini? Tentu kita semua. Sebagai orang Kristen, kita harus bekerja sama mengatasi krisis kasih dan kesatuan ini. Kita tidak usah berpikir muluk dan terlalu jauh. Cara sederhana namun penting ialah kita memupuk kesatuan dan kasih itu dalam keluarga, lingkungan, gereja. Kemudian secara perlahan namun pasti, ke masyarakat. Semoga (YIS).

 

Pelita Hati: Kesatuan dan kasih merupakan kebutuhan dasar hidup kita sebagai manusia terlebih umat Kristen.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Rabu, 23 Mei 2012

Renungan Harian: Rabu, 23 Mei 2012

Yoh 17:11b-19

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka, dan tidak seorang pun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu. Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.

Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka, dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian....

 

YESUS ADALAH KASIH NYATA BAPA UNTUK KITA

Injil hari ini merupakan kelanjutan Injil yang kemarin. Yesus "berkomunikasi" dengan Bapa-Nya perihal para pengikut-Nya. Yesus sungguh mencintai, menjaga, melindungi, dan memelihara mereka. Mereka tetap bersatu dan bersaudara. Semoga mereka tetap menjalin tali persaudaraan ini kendati Yesus akan berangkat dan naik ke Surga. Yesus menyadari betapa berat tantangan dan perjuangan yang dihadapi mereka. Dunia membenci mereka sebab mereka bukan milik dunia.

Yesus berserah total kepada Allah untuk senantiasa juga menjaga dan melindungi mereka. Sungguh indah kepedulian dan perhatian Yesus ini. Ia benar menjadi guru sejati yang memberikan segalanya kepada mereka yang Ia kasihi. Ia tidak ingin para murid-Nya tercerai berai karena kejahatan yang menguasai dunia. Karena itulah, Yesus memohon Bapa agar dengan Kuasa-Nya tetap menjaga dan memelihara mereka.

Harapan Yesus kepada para pengikut-Nya itu juga harapan-Nya untuk kita. Doa Yesus bagi mereka, juga doa Yesus bagi kita. Bersatu teguh dalam kasih Bapa. Yesus adalah bentuk Kasih Bapa yang nyata bagi kita. Dalam Yohanes 3:16 dikatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya akan selamat."

Yesus adalah kasih sejati. Ia telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan dan kesatuan kita dengan Allah. Dan sebelum Ia berangkat, Ia berdoa untuk kesatuan kita. Semoga doa Yesus itu berbuah dalam hidup kita, dengan memelihara dan menjaga kesatuan kita satu sama lain (YIS).

 

Pelita Hati: Yesus adalah kasih sejati sebab Ia telah mengorbankan diri-Nya demi keselamatan dan kesatuan kita dengan Allah.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Selasa, 22 Mei 2012

Renungan Harian: Selasa, 22 Mei 2012

Yoh 17:1-11a

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa, "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Anak-Mu akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku, dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal daripada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka, dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku ...

 

DOA KESATUAN

Doa adalah bagian yang tak terpisahkan dengan diri Yesus. Atau dengan kata lain bisa ditegaskan bahwa Yesus sendiri adalah doa. Ia selalu mencari waktu untuk berdoa, walau Ia sangat sibuk. Yesus menjadikan doa sebagai jembatan komunikasi yang sangat dalam dengan Bapa-Nya.

Dalam Injil dikisahkan Yesus berdoa kepada Allah bagi para pengikut-pengikut-Nya. Sebelum Yesus mendoakan mereka, Ia lebih dahulu "berkomunikasi" dengan Bapa-Nya perihal pelayanan, pewartaan kabar gembira. Intinya, Yesus telah melaksanakan semua tugas perutusan yang disampaikan Bapa kepada-Nya. Ia telah mengagungkan Bapa-Nya seiring dengan tuntasnya semua tugas-Nya di dunia. Yesus telah memperkenalkan Bapa-Nya dunia.

Setelah itu, Yesus mendoakan para pengikut-Nya supaya mereka tetap satu. Model kesatuan mereka adalah kesatuan Yesus dan Bapa-Nya. Yesus begitu mengasihi para pengikut-Nya. Yesus sangat peduli dengan masa depan mereka, terutama saat Ia akan berangkat ke Surga. Karena itulah, Ia membawa para pengikut-Nya dalam doa.

Yesus juga mendoakan kita supaya kita tetap bersatu sebagaimana Ia bersatu dengan Bapa-Nya. Inilah salah satu bentuk kasih-Nya yang tidak terhingga bagi kita. Doa kesatuan dan keakraban. Maka sebagaimana Yesus selalu mendoakan semua umat Kristen, kita juga harus saling mendoakan satu-sama lain. Semoga kita tergerak untuk saling mendoakan sesama kita yang membutuhkan doa-doa kita (YIS).

 

Pelita Hati: Yesus sangat mengasihi semua para pengikut-Nya bahkan sangat peduli dengan masa depan mereka.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Senin, 21 Mei 2012

Renungan Harian: Senin, 21 Mei 2012

Yoh 16:29-33

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata bahwa akan tiba saat-Nya bahwa Ia tidak lagi berbicara dengan memakai kiasan. Maka para murid berkata kepada Yesus, "Lihat sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."

Jawab Yesus kepada mereka,"Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan, masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

BERSATU

Sebelum meninggal, seorang ayah memanggil keempat anaknya ke sisi tempat tidurnya. Ia ingin memberikan nasihat kepada mereka untuk senantiasa bersatu sepeninggalnya. Maka ia menyuruh anaknya mengambil sapu lidi. Kemudian, sang ayah mengambil sehelai lidi dan meminta seorang anaknya untuk mematahkannya. Ia mengatakan, "Lihat kalau lidi ini terpisah dari "kawanannya" ia gampang dipatahkan. Kemudian, si ayah menyuruh anaknya yang lain mematahkan sapu lidi yang bersatu dalam ikatan, tetapi ia tidak mampu. Dan ia menambahkan, "Kalau lidi ini bersatu, jelas sulit dipatahkan."

Dalam Injil Yesus mengatakan, "Semuanya ini Kukatakan supaya kalian mendapat sejahtera karena bersatu dengan Aku. Di dunia ini kalian menderita, tetapi tabahkan hatimu. Aku sudah mengalahkan dunia ini." Kebahagiaan, kesejahteraan, dan kedamaian adalah ganjaran dan hadiah apabila para murid bersatu dengan Yesus walau banyak tantangan dan penderitaan dalam tugas pelayanan mereka. Bersama Yesus mereka akan tetap  kuat dan kokoh.

Sapaan Yesus ini diperuntukan juga bagi kita. Hendaknya kita tetap bersatu dengan Dia walau sebagai orang Kristen, kita mendapat banyak tantangan. Sebagai kaum minoritas, kita harus memupuk kebersamaan persaudaraan di antara kita dan juga kesatuan dengan Yesus. Yesus menjanjikan kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan, kalau kita tetap bersatu dengan-Nya. Kesatuan dengan Yesus, bisa kita pupuk lewat doa, pergi ke Gereja, dan membaca  firman Allah (YIS).

 

Pelita Hati: Bersama Yesus kita akan kuat dan kokoh dalam pelayanan.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Selasa, 15 Mei 2012

Renungan Harian: Minggu 20 Mei 2012

Renungan Harian: Minggu 20 Mei 2012

Yoh 17:11b-19

Dalam perjamuan makan terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka, dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu. Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka, dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Dan Aku....

 

SALING MENDOAKAN

Orangtua selalu mendoakan agar anak-anaknya tetap menjaga hubungan baik dan kesatuan di antara mereka terutama saat mereka akan pergi untuk beberapa lama. Orangtua tidak ingin anaknya tercerai berai, tetapi sebaliknya tetap bersatu.

Tema Injil hari ini ialah Yesus mendoakan para pengikut-Nya. Yesus tidak ingin para murid-Nya tercerai berai. Maka Yesus berdoa, Bapa yang suci, jagalah mereka dengan kekuasaan nama Bapa, yaitu nama yang sudah Bapa berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Bapa dan Aku satu. Sungguh indah doa Yesus ini. Ia berdoa kepada Bapa-Nya supaya kesatuan para murid-Nya tetap terjaga, sama seperti kesatuan-Nya dengan Bapa-Nya selalu abadi.

Doa, bagi kita orang Kristen, kita yakini menjadi "lem" pemersatu kita. Maka ketika seseorang akan bepergian, ia selalu mengatakan, "Mohon doanya ya!" Hal lain nyata saat seorang yang sakit akan dioperasi, permintaan yang sama pun selalu terucap.

Injil hari ini mengisahkan suatu nilai yang sangat luhur bahwa Yesus tetap peduli akan hidup kita. Ia tidak ingin kita terpisah satu sama lain sebagai orang Kristen. Kesatuan yang diharapkan dan didoakan-Nya kepada para murid, juga berlaku untuk kita semua orang Kristen. Maka mari kita juga mengikuti teladan Yesus, saling mendoakan di antara kita, supaya kesatuan kita sebagai orang Kristen, tetap terjaga dan abadi (YIS).

 

Pelita Hati: Doa menjadi "lem" pemersatu bagi setiap orang Kristen dalam kesatuannya dengan Allah.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Sabtu 19 Mei 2012

Renungan Harian: Sabtu 19 Mei 2012

Yoh 16:23b-28

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Kukatakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Kini Aku meninggalkan dunia lagi dan pergi kepada Bapa."

 

DOA DAN KASIH

Injil hari ini merupakan kelanjutan dari Injil kemarin. Yesus melanjutkan kata-kata peneguhan-Nya kepada para murid. Dua poin yang perlu kita dalami di sini yakni doa dan kasih. Keduanya sangat berhubungan erat. Dikatakan, "Apa saja yang kalian minta kepada Bapa atas nama-Ku, itu akan diberikan Bapa kepadamu. Sampai sekarang kalian belum meminta apa-apa atas nama-Ku. Mintalah, maka kalian akan  menerima, supaya kegembiraanmu sempurna."

Ini menambah pemahaman dan keyakinan kita tentang doa bahwa Allah akan mendengarkan doa-doa kita yang kita haturkan atas nama Yesus, Putra-Nya. Ia tidak pernah mengabaikan permohonan yang datang dari hati yang tulus ikhlas. Inilah janji yang pasti dari Yesus. Ini jugalah menjadi kabar sukacita bagi kita yang sering berharap. Tetapi kendati demikian, kesabaran dalam penantian dan pengharapan itu sangatlah penting. Kedua, dalam kaitan dengan kasih. Yesus menegaskan bahwa Bapa-Nya mengasihi mereka karena itu Allah sendiri yang akan mendengarkan dan mengabulkan permintaan mereka karena kasih-Nya yang sangat dalam dan besar.

Kita sering kecewa karena merasa doa dan permohonan kita tidak terkabul. Semoga sapaan dan nasihat Yesus pada hari ini menyemangati kita agar jangan pernah berhenti apalagi menyerah. Dia telah berjanji bahwa Doa kepada Bapa atas nama-Nya akan dikabulkan. Namun kembali, kesabaran sangat penting, dan Allah akan memberikan apa yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya (YIS).  

 

Pelita Hati: Allah tidak pernah mengabaikan permohonan yang datang dari hati yang tulus ikhlas.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Jumat 18 Mei 2012

Renungan Harian: Jumat 18 Mei 2012

Yoh 16:20-23a

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira, dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa pada-Ku."

 

PERJUANGAN YANG  BERBUAH KEMANISAN

Injil hari ini mengisahkan pengalaman manusiawi yang akan dialami oleh para murid, seperti sedih, menderita, meratap, dan menangis. Ini konsekuensi sebagai murid bahwa Dunia tidak menerima bahkan akan membenci mereka. Tetapi Yesus menegaskan bahwa perjuangan sampai akhir dan kesetiaan yang teguh akan mendapatkan ganjaran yang berlimpah yakni, kegembiraan, sukacita. Yesus memberikan suatu pengalaman seorang ibu yang dalam proses melahirkan ia sangat menderita, tetapi ketika proses itu selesai dan ia melihat bayinya, ia sangat bergembira dan melupakan penderitaannya.

Yesus menegaskan suatu perjuangan dan kesetiaan. Berjuanglah senantiasa dan setialah dengan tugas yang diemban. Penderitaan dan tantangan tidak akan sebanding dengan ganjaran kegembiraan dan sukacita abadi yang akan diberikan kelak.

Kadang pengalaman yang dirasakan oleh para murid juga kita alami sebagai orang Kristen. Banyak tantangan yang kita alami sebagai orang Kristen baik dari diri kita sendiri maupun dari orang lain. Kita memang kerap mengalami ujian iman. Dan tidak mustahil penderitaan yang berat akan kita alami. Maka sapaan Yesus pada hari ini juga berlaku untuk kita, berjuang dan setia. Ia telah bersama kita. Siapa yang tetap setia akan mendapat ganjaran, hidup yang kekal dan kebahagiaan abadi (YIS).

 

Pelita Hati: Berjuanglah senantiasa dan setialah dengan tugas yang diemban.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Kamis 17 Mei 2012

Renungan Harian: Kamis 17 Mei 2012

Mrk 16:15-20

Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan. Tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga. Lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

 

PERPISAHAN

Kita barangkali pernah mendengar ungkapan kaum muda, "Kalau ada pertemuan pasti ada perpisahan. Bukan perpisahan yang kutangisi namun pertemuanlah yang kusesali. Atau perpisahan selalu membawa kesedihan."

Momen perpisahan inilah yang kita rayakan pada hari ini, yakni Yesus naik ke Surga. Barangkali para murid dihinggapi beberapa perasaan seperti sedih, kehilangan atau bahkan ketakutan, karena sang Guru tidak lagi bersama mereka. Sebagai murid yang telah hidup bersama dengan Yesus dan mengalami suka duka bersama, perasaan itu sangatlah lumrah dan manusiawi. Tetapi Yesus sudah mensosialisasikan hal ini sebelum kepergian-Nya. Bahkan Yesus menegaskan bahwa Ia tidak akan meninggalkan mereka seorang diri. Ia menjanjikan Roh Kudus, yang akan menemani, membimbing, dan mengarahkan mereka.

Satu poin yang ditegaskan Yesus waktu Ia naik ke Surga ialah perintah kepada para murid untuk pergi ke seluruh dunia dan mewartakan kabar gembira. Yesus menghendaki supaya pewartaan jangan stop, tetapi tetap berjalan sebagaimana biasa kendati Ia telah berangkat.

Ada dua pesan sederhana dari peristiwa kenaikan Yesus hari ini. Pertama, Yesus telah naik diiringi dengan sorak sorai, tetapi Ia tidak meninggalkan kita seperti yatim piatu. Kedua, Yesus juga memberi tugas kepada kita untuk mewartakan kabar gembira. Baptisan dan status kita sebagai orang Kristen, memberi tugas dan kewajiban yang sama, "menghadirkan" Kerajaan Allah dengan cara dan status hidup kita. Roh Kudus yang sama akan membantu kita dalam tugas perutusan kita (YIS).

 

Pelita Hati: Baptisan dan status kita sebagai orang Kristen memberi tugas dan kewajiban kepada kita untuk menghadirkan Kerajaan Allah dengan cara dan status hidup kita.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Rabu 16 Mei 2012

Renungan Harian: Rabu 16 Mei 2012

Yoh  16:12-15

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,

"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah kepunyaan-Ku, sebab itu aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima daripada-Ku."

PERAN ROH  KUDUS

Yesus dalam Injil hari ini kembali menegaskan sebuah wejangan bijak sebelum Ia berangkat kepada Bapa. Ia memberitahu secara khusus peran dari Roh Kudus yang akan datang. Yesus mengatakan, "Kalau Roh itu datang, Dia yang menyatakan kebenaran tentang Allah, kalian akan dibimbingnya untuk mengenal seluruh kebenaran. Roh Kudus itu akan menyampaikan segala sesuatu yang ia terima daripada-Ku." Roh Kudus yang dijanjikan itulah yang akan senantiasa menyertai tugas pewartaan para murid. Karena itu, mereka tidak perlu cemas sebab Yesus tidak akan pernah meninggalkan mereka seorang diri seperti yatim piatu.

Hal yang sama disampaikan Yesus kepada kita. Karena kasih-Nya yang begitu dalam dan besar, Ia tidak pernah meninggalkan kita. Ia selalu peduli dengan hidup dan peziarahan kita. Karena itu, kita tidak perlu takut dan cemas. Roh Kudus yang sama itu juga yang akan senantiasa hadir dan berjalan bersama kita. Roh Kudus itu yang membimbing dan mengarahkan langkah hidup kita. Maka, yang perlu kita lakukan ialah terbukalah akan pendampingan-Nya. Apa yang akan dibisikkan oleh Roh Kudus berasal dari Yesus Kristus (YIS).

 

Pelita Hati: Kita tidak perlu takut dan cemas sebab Roh Kudus senantiasa hadir dan berjalan bersama kita.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Renungan Harian: Selasa 15 Mei 2012

Renungan Harian: Selasa 15 Mei 2012

Yoh 16:5-11

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, maka hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau penghibur itu datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum."

 

PEMBERITAHUAN TENTANG KEPERGIAN

Ketika orangtua akan pergi ke suatu tempat, mereka akan memberikan nasihat kepada anak-anaknya supaya mereka tetap baik, sehat, kuat, dan bersatu. Ini adalah tanda cinta dan kasih sayang mereka kepada anak-anaknya.

Injil hari ini "mensosialisasikan" kepergian Yesus kepada Bapa. Sebelum Yesus berangkat Ia memberi kata-kata peneguhan bagi mereka supaya tetap berpegang teguh dalam iman. Jangan sedih apalagi takut. Pesan dari pemberitahuan ini, di samping supaya para murid tahu, juga yang terpenting mereka tetap bersatu dan percaya bahwa Yesus tidak akan meninggalkan mereka sendirian.

Yesus mengatakan, "Lebih baik untuk kalian kalau Aku pergi, sebab kalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu". Dia yang dimaksud Yesus ialah Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang akan membimbing dan mengarahkan tugas pewartaan mereka. Jadi, mereka tidak perlu takut.

            Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita, kendati Ia akan berangkat kepada Bapa sebagaimana Injil sosialisasikan. Sebagai ganti-Nya, Ia akan mengutus penolong, pembimbing yang senantiasa setia dalam jalan hidup dan iman kita. Maka kita tidak perlu cemas, apalagi takut. Yesus tetap berjanji akan bersama kita sampai akhir zaman (YIS).

 

Pelita Hati: Jangan sedih apalagi takut sebab Aku akan mengutus penolong dan pembimbing untukmu, Dialah Roh Kudus.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.