Renungan Harian: Jumat, 01 Maret 2013
Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mat 21:33-43.45-46
Menghalau Ambisi Buruk
Seorang pemuda gagah ingin menyeberangi sungai berarus besar lagi dalam. "Akan kutunjukkan kehebatanku melawan arus!" ucapnya pada teman seperjalanan. "Ada hal yang harus kamu waspadai", begitu kata temannya mengingatkan. Si pemuda sama sekali tidak menghiraukannya. Ketika tengah asyik menerobos sungai, si pemuda merasakan lilitan sesuatu pada kakinya dan ia ditarik-tarik lilitan itu. Dengan panik si pemuda berseru minta tolong. Temannya menjawab, "Bukan arus besar yang harus kamu waspadai! Buaya terbesar di kampung ini tepat bersarang di tempat kamu berdiri!" Pemberitahuan ini tidak dapat merubah nasib si pemuda tadi. Ambisi telah menghilangkan nyawanya.
Ini soal ambisi. Lebih lagi, ambisi yang membinasakan diri. Penggarap anggur dalam perumpamaan Injil hari ini senasib dengan pemuda ambisius di atas. Kisah Yusuf dalam Perjanjian Lama pun menyajikan kisah yang senada. Kehendak untuk tampil hebat dan berkuasa membutakan mata hati mereka. Kerakusan akan materi dan nama baik membuat mereka terjerumus dalam niat jahat. Sama halnya dengan orang Farisi dan Imam kepala yang berusaha menangkap dan membunuh Yesus, Putra dari Tuan Ladang Kehidupan kita, demi kepentingan sendiri. Ambisi yang buruk.
Ambisi yang sama buruknya boleh jadi sedang bercokol di hati kita. Coba kita lihat, demi materi dan nama baik, apa yang telah kita korbankan? Kebersamaan dalam keluarga? Keharmonisan kakak beradik? Iman kepada Allah? Kita dipanggil untuk bahagia dan membahagiakan, bukan malah mengorbankan banyak hal demi cita-cita yang salah! (HS)
Pelita Hati: Kita dipanggil untuk bahagia dan membahagiakan, bukan malah mengorbankan banyak hal demi cita-cita yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar