Renungan Harian: Minggu 10 Juni 2012
Mrk 14:12-16.22-26
Pada hari pertama dari Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus, "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, "Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan: Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang..
TUBUH KRISTUS
Pesta Tubuh dan Darah Kristus bukanlah perayaan yang sangat tua, juga bukan perayaan yang baru. Pesta Tubuh dan Darah Kristus dimulai sekitar abad ke-13. Namun, tidak diketahui dimulai dengan tradisi apa. Ketika itu, tindakan yang sangat populer di kalangan orang Katolik adalah menatap hosti dan piala ketika imam mengangkatnya. Bahkan ada kebiasaan saat itu, bahwa pada hari Minggu, orang berlari dari satu Gereja ke Gereja lain, hanya untuk menatap hosti yang diangkat pada saat konsekrasi. Mereka percaya, jika mereka melihat hosti yang diangkat saat misa, dan pada saat yang sama memanjatkan permohonan, maka permohonan tersebut akan dikabulkan. Mereka tidak menerima komuni. Yang penting bagi mereka adalah melihat hosti yang diangkat di saat misa.
Pada tahun 1800-an, Paus Pius X melakukan reformasi di dalam Gereja. Ia mempopulerkan bahwa anak-anak kecil sudah dapat menerima komuni pertama. Dengan mempopulerkan komuni pertama pada anak-anak, Paus tersebut mengajarkan bahwa ekaristi bukan dimaksudkan hanya untuk dilihat atau ditonton. Tubuh Kristus harus disambut, diterima, dimakan. Sementara Paus Yohanes Paulus II, dalam sebuah dokumen, mengatakan tidak cukuplah hanya melihat atau memandang hosti yang diangkat. Tidak cukup juga hanya menerima Tubuh Kristus. Yang terpenting kata Paus Yohanes Paulus II adalah bahwa kita harus menjadi Tubuh Kristus sendiri.
Di mana posisi kita sekarang? Apakah kita sudah puas dengan hanya melihat Yesus? Dapatkah kita melangkah satu langkah lebih jauh? Setelah menerima tubuh Kristus, kita lebih mencintai, lebih rendah hati, berteman dengan orang-orang miskin dan kecil. Dengan begitulah kita dapat berkata, "Saya tidak hanya menerima Tubuh Kristus. Saya telah menjadi Tubuh Kristus sendiri." (DES)
Pelita Hati: Ekaristi bukanlah dimaksudkan hanya untuk dilihat atau ditonton melainkan disambut, diterima, dimakan, dan diaplikasikan dalam hidup nyata sehingga kita menjadi Tubuh Kristus sendiri
Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar