Minggu, 08 April 2012

Renungan Harian: Rabu 11 April 2012

Renungan Harian: Rabu 11 April 2012

Luk 24: 13-35

Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, "Adakah Engkau satu-satunya orang asing Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?' Kata-Nya kepada mereka,"Apakah itu?" Jawab mereka,"Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa .....

 

BERSEDIA UNTUK DIUBAH

Ketika menjumpai pengalaman sakitnya, seorang ibu merasa bahwa dirinya yang paling menderita di dunia ini. Dia terbaring lemah opname di rumah sakit. Keluarganya menunggu dan mendengar keluhan-keluhan sakitnya itu. Benarkah dia yang paling menderita?

Suasana hati sangat mempengaruhi keadaan hidup kita. Senang, gembira, penuh sukacita atau sedih, gundah gulana dan menderita dapat mengubah cara hidup kita. Kedua murid yang berjalan menuju desa Emaus juga sedih karena kehilangan Yesus. Mereka tidak menduga Gurunya akan sengsara-wafat di salib. Kabar kebangkitan hanyalah menambah kebingungan mereka. Lebih baik menjauh dari pusat kepedihan yaitu Yerusalem. Mereka tak dapat membohongi dirinya. Semua itu dikatakan kepada Yesus yang kini hadir di sampingnya tapi mereka tak mengenal-Nya. Hati, pikiran, dan cara pandangan hidup mereka telah tertutup oleh kesedihan panjang.

Beriman berarti memberikan kesaksian akan Yesus Kristus yang bangkit. Cara kehidupan baru harus membawa Pribadi Yesus dalam hidupnya. Lihat pengalaman Petrus yang berubah jadi manusia baru. Perjalanan kita masih panjang. Sepahit apa pun, Tuhan tidak meninggalkan kita. Perjalanan kita terus mencari Tuhan sumber hidup dan kebenaran. Kita siap untuk terus berubah menjadi manusia baru dalam Kristus Yesus. Jangan berhenti pada perasaan yang dapat terus berubah-ubah. Kuasailah perasaan dengan sukacita di hadirat Tuhan. (BTK).

 

Pelita Hati: Iman akan Allah tidak memberikan solusi instan atas semua persoalan  dan ketidakpastian hidup, tetapi melengkapi kita untuk mengatasinya.

(Daniel Louw)

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar