RENUNGAN HARIAN: Rabu, 25 Januari 2012
Mrk
16 :15-18
Sekali
peristiwa, Yesus yang bangkit dari orang mati menampakkan diri kepada kesebelas
murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai
orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka
akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang
ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka
akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
TUHAN, APA YANG
ENGKAU KEHENDAKI AKU PERBUAT?
Sebagai orang Kristen kita tentu
mengenal rasul Paulus. Selama tiga puluh tahun setelah peristiwa Pentakosta,
Paulus yang pada saat itu bernama Saulus menganiaya orang-orang Kristen di
Yerusalem. Dia mendapat izin dari Imam
Besar untuk menganiaya orang-orang Kristen.
Suatu ketika ia pergi ke Damsyik untuk menangkap orang-orang Kristen di
sana. Ketika dalam perjalanan menuju ke Damsyik ia dihadang oleh Yesus dengan
suatu pancaran cahaya ajaib dari langit, yang membutakan matanya. Paulus rebah ke tanah dan Yesus berkata:” Saulus-Saulus,
mengapa engkau menganiaya Aku? Akulah Yesus yang kau aniaya itu.”
Lewat sapaan ilahi ini,
Paulus bertanya kepada Yesus, Tuhan, apa yang Engkau kehendaki aku perbuat?
Kata-kata ini meluncur dari hati Paulus yang dahulu keras bagai batu, namun
berubah jadi lembut berkat sapaan ilahi. Komunikasi tak terduga dengan Yesus,
mengubah Paulus menjadi saksi dan pewarta Injil yang luar biasa. Dia menjadi orang besar, pewarta, dan rasul di
tengah kaum kafir. Kini dia menjadi saksi bagi semua orang di seluruh dunia.
Dalam 1 Kor 15:9-10 rasul Paulus berkata:” Karena aku adalah yang paling hina
dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya
Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada
sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi
bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”.
Pada pesta pertobatan Rasul Paulus ini, marilah kita
semakin menyadari bahwa rencana Allah lebih indah dari rencana siapa pun di
dunia ini. Kalau Dia menghendaki kita menjadi saksi-Nya, Dia juga akan menangkap
kita seperti yang dialami oleh rasul Paulus. Ketika kita telah ditangkap-Nya
dengan rahmat Ilahi-Nya kita juga harus menjadi saksi, sebab itulah yang
dikehendaki Tuhan untuk kita perbuat (FP).
Pelita Hati: “Rencana Allah lebih indah dari rencana
siapa pun di dunia ini”
Diambil dari Nyalakanlah Pelita
Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar