Jumat, 26 Oktober 2012

Renungan Harian: Selasa 30 Oktober 2012

Renungan Harian: Selasa 30 Oktober 2012

Luk 13:18-21

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya." Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."

KEBIJAKSANAAN ALLAH

Kalau kita mendengar kata bijaksana, pikiran kita mungkin langsung tertuju kepada orang yang memiliki kepekaan. Dalam Perjanjian Lama salah satu tokoh kebijaksanaan ialah Salomo. Salomo dikenang menjadi orang bijaksana karena dia mampu menjawab persoalan dengan baik.

Sumber kebijaksanaan kita yang paling utama ialah Allah. Dalam bertindak Allah senantiasa menunjukkan kebijaksanaan-Nya. Kebijaksanaan-Nya selalu didasarkan atas cinta kasih kepada manusia. Karena itu, dalam Gereja perkawinan itu dilihat sebagai tanda kasih Allah yang mencintai umat-Nya. Maka cinta kristiani harus utuh dan sejati. Cinta kasih kristiani tidak boleh mendasarkan diri pada keinginan daging, yang disebut seksualitas, menyempit menjadi genitalita (kelamin). Suami-istri membangun cinta atas dasar keseluruhan: jiwa-raga, budi-hati-rasa, dimurnikan dalam kejernihan ajaran Kristus.

Perkawinan sebagai Sakramen dalam Gereja itu termasuk misteri, rahasia besar, yang dapat diterangkan untuk ditemukan arah dan kerangkanya, tetapi hanya akan ditemukan maknanya, dengan menghayatinya secara benar: "Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Agar kita bisa memberi penilaian terhadap perbuatan-perbuatan, maka kita mesti hidup dalam kebenaran. "Janganlah mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan sebab tidak membuahkan apa-apa."

Kita diajak agar meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mengarahkan kita kepada kejahatan. Kejahatan adalah musuh jiwa orang yang percaya. Cinta Sejati tak akan pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus (MM).

 

Pelita Hati: Janganlah mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan sebab tidak membuahkan apa-apa.

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar