ORDO SAUDARA DINA KAPUSIN DI INDONESIA
I. SEJARAH SINGKAT
Santo
Fransiskus mendirikan tiga ordo. Ordo pertama untuk laki-laki, ordo kedua,
Klaris dan ordo ketiga untuk awam (regular dan sekular). Kemudian ordo pertama dibagi
atas tiga ordo; Ordo Fratrum Minorum (OFM),
Ordo Fratrum Minorum Konventual (OFM Conv) dan Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum (OFM Cap),
yang biasa disebut dengan ordo Kapusin. Ketiganya menghidupi Anggaran Dasar
yang sama yang disusun oleh Fransiskus Assisi
yang disahkan oleh paus Honorius III. Ordo Kapusin, dimulai oleh Matheus dari
Bascio. Ordo kapusin resmi berdiri tgl 3 Juli 1528 dengan Bulla Religionis
Zelus. Anggota ordo Kapusin terdiri dari klerus (imam) dan laicus yang
biasa disebut bruder.
Panggilan nama
Kapusin awalnya berawal dari sorakan
anak-anak yang melihat para saudara yang memakai jubah yang punya kap panjang
dan runcing. Mereka meneriakkan : Scapucini!, Scapucini! (pakai kap). Dari
teriakan inilah lahir nama Kapusin. Ordo
Kapusin ini sudah tersebar luas ke seantero dunia.
Kapusin tiba di Indonesia
Missionaris
Kapusin tiba di Indonesia
pertama kalinya pada tahun 1905 di Singkawang (Kalimantan Barat). Saudara yang
pertama tiba di sana adalah: P. Pacificus Bos dari Uden, P. Eugenius dari
Reijen, P. Beatus dari Dennenburg, P. Camillus dari Pannendern, Br. Wilhelmus
dari Oosterhout dan Theodoricus dari Uden.
Tahun 1912
Misionaris Kapusin mulai berkarya di Pulau Sumatera. Saudara pertama yang tiba
di Tanjung Sakti (Sumatera) ialah: P. Mattheus de Wolf, P. Camillus Buil, Mgr.
Liberatus Cluts, P. Augustinus Huybrechts dan P. Remigius van Hoof . Dari
Tanjung Sakti mereka kemudian melayani seluruh kawasan Sumatera. Tahun 1952 di daerah
Sibolga dibuka menjadi daerah missi oleh kapusin dari Jerman. Mereka pada
awalnya misionaris di Tiongkok, tetapi karena tempat itu tidak memungkinkan
ditempati lagi maka mereka datang ke Indonesia .
Tanggal 31
Januari 1976, Kapusin Indonesia
resmi berdiri menjadi satu propinsi yang terdiri atas tiga regio: Regio
Kalimantan, Regio Sibolga dan Regio Medan. Pemimpin propinsi Indonesia
yang terakhir sebelum dibagi menjadi tiga propinsi adalah Sdr.Thomas Saragi,
OFMCap.
Kapusin Propinsi
Indonesia
semakin hari semakin berkembang dengan jumlah anggota yang semakin banyak. Pada
tanggal 2 Februari 1994 kapusin Indonesia dimekarkan menjadi tiga propinsi,
yakni Propinsi Kapusin Kalimantan, Propinsi Kapusin Sibolga dan Propinsi
Kapusin Medan.
II. HIDUP ROHANI
Hidup rohani
saudara-saudara Kapusin bertumpu pada tiga sokoguru, yakni: doa, kemiskinan dan
cinta kasih. Dalam doa, khususnya doa batin, hati diarahkan kepada Allah. Dalam
kemiskinan, segala-galanya ditinggalkan dan hati dibebaskan dari belenggu yang
mengikatnya kepada makhluk ciptaan. Dalam cinta kasih terhadap Tuhan dan
sesama, doa dan kemiskinan itu diintegrasikan sehingga berkenan kepada Allah.
Selain ketiga
sokoguru tadi, saudara Kapusin juga memandang Kristus sebagai pusat hidup
mereka, khususnya merenungkan sengsara dan wafatNya di Salib. Mereka juga
menghayatinya di dalam kebaktian Sakramen Maha Kudus. Mereka melihat bahwa di
dalam Sakramen Maha Kudus itu Kristus Penebus kita sungguh hadir dan tinggal di
antara kita.
Selain itu
hidup tapa dan cinta kasih juga merupakan semangat hidup Kapusin. Dengan
menghayati kemiskinan dan doa batin, saudara Kapusin semakin terdorong untuk
menjalankan ulah tapa agar cinta kasih pada sesama semakin mendalam. Cinta
kasih mendorong mereka untuk berjerih payah demi keselamatan jiwa-jiwa orang
lain dalam aneka ragam cara.
Kemiskinan seturut
injili juga merupakan semangat hidup saudara dina Kapusin. Kemiskinan tersebut,
mengajak mereka untuk tidak menginginkan barang-barang duniawi manapun sebagai
jaminan hidup. Dan menyerahkan diri seluruhnya ketangan Allah, sehingga Dia
sepenuh-penuhnya dapat berkuasa di hati kita.
III. CIRI KHAS ORDO KAPUSIN
1. Hidup dalam Persaudaraan
2. Hidup Doa
Hidup doa
mendapat prioritas dalam ordo kapusin, karena doa menjadi nafas hidup dan karya
setiap saudara. Doa ini dilaksanakan baik secara bersama maupun pribadi.
2. Kemiskinan dan Kedinaan
Fransiskus
menyebut ordonya sebagai ordo saudara-saudara dina. Para Kapusin menghayati
kemiskinan dan kedinaan itu dengan hidup sederhana baik dalam penampilan maupun
dalam tutur kata, bermurah hati, melihat karya saudara adalah karya
persaudaraan, tidak melekat pada karya tertentu dan berpihak kepada orang kecil
dan miskin (option for the poor).
3. Kerasulan
Kerasulan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup para saudara Kapusin. Adapun
yang menjadi ciri khas kerasulan para saudara Kapusin adalah; melayani sakramen
rekonsiliasi (Tobat), menjadi pendamai kelompok yang bertikai, pengkhotbah
keliling, hidup di tengah masyarakat sederhana, terbuka pada setiap tugas yang
dibutuhkan baik oleh ordo maupun gereja lokal, serta ikut mempromosikan keadilan,
damai dan keutuhan ciptaan (Justice,
Peace and Integrity of Creation).
4.
Pertobatan dan menerimakan sakramen pengakuan dosa.
5.
Memilih karya yang terpinggir yang tidak disukai oleh
orang pada umumnya
6.
Ordo Kapusin ini juga sering dijuluki sebagai
pengkhotbah keliling.
IV. KARYA-KARYA KAPUSIN DI INDONESIA
Bertitik tolak
dari spiritualitas ordo Kapusin tersebut, maka karya-karya yang ditangani oleh
saudara Kapusin, antara lain, mengurus rumah tangga fraternitas, mengelola
rumah pembinaan, memimipin retret, rekoleksi dan kursus-kursus, pastoral
kategorial, pastoral parokial, pelayanan rohani terhadap Ordo fransiskan regular dan sekular dan juga kongregasi yang
lain, menjadi staf pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT), mengelola
sekolah dan asrama, mengelola museum, mengelola media komunikasi dan
percetakan, mengelola rumah doa. Karya dan pelayanan ini ada yang dijalankan
purna waktu dan ada juga yang paru waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar