Selasa, 19 Juni 2012

Renungan Harian: Kamis 21 Juni 2012

Renungan Harian: Kamis 21 Juni 2012

Mat 6: 7-15

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, "Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka, karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian begini: 

"Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin." Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

 

JADIKANLAH HIDUP ANDA SEBAGAI DOA

Sebelum tahun berakhir, Bapa Uskup ingin mengetahui siapa di antara seluruh umat Keuskupannya yang memanjatkan doa paling bagus selama setahun itu. Maka Vikjen ditugaskan untuk menelitinya. Dalam menjalankan tugasnya, Vikjen mendapat suatu penglihatan bahwa sang pendoa tersebut bukan orang yang hidup di kota, bukan juga dari pastoran, susteran, bruderan ataupun frateran, tetapi orang yang tinggal jauh di pedalaman. Bagaimana mungkin doa yang paling indah diucapkan oleh orang hulu?

Doa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai orang beriman. Apakah arti berdoa? Berdoa antara lain berarti berkomunikasi dengan Tuhan, menjalin persahabatan dengan Tuhan. Doa adalah ungkapan yang tulus dan ikhlas yang berasal dari hati. Doa yang relevan mengalir dari pengalaman hidup riil sekaligus mengungkapkan penghayatan hidup kita sebagai orang beriman. Dengan demikian, seluruh hidup kita sesungguhnya unsur penting yang mengisi kualitas doa.

Ajaran Yesus tentang doa menunjukkan semua itu. Doa yang mengalir dari pengalaman hidup kita justru tidak membutuhkan kata yang bertele-tele, bisa hanya dalam keadaan diam, hening di hadapan Allah. Yesus, dengan doa "Bapa Kami" mengajari kita berdoa, namun doa ini bukanlah semata-mata doa verbal untuk dihafal. Kebesaran Tuhan tidak hanya terungkap atas terkabulnya doa kita, tetapi atas kekuatan yang Dia berikan sehingga kita mampu menghadapi kesulitan hidup. Doa Bapa kami yang diajarkan Yesus menjadi pola dan pegangan hidup kita (JRS).  

 

Pelita Hati: Doa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai orang beriman.

 

Diambil dari Nyalakanlah Pelita Hatimu, Renungan Harian 2012, Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar